IMG_20220813_002729_214.jpg

Rating dari aku : 4.3/5

Ini bercerita tentang Vanka dan Oliver dan harapan-harapan mereka. Jadi si vanka ini th terkenal akan cewe pintar yang tidak sering menunjukan emosi/berhati dingin lalu ia berurusan dengan oliver, artis ganteng yang malas belajar dan punya banyak fobia yang dia lalui.

Vanka tuh anak dari menlu di buku itu. Jadi untuk tidak menghalangi karir mamanya vanka jadi anak angkat dari sahabatnya mamanya, disini ia ketemu dengan sahabatnya tasya.

Oliver sendiri selain menjadi artis, dia juga seorang cucu dari orang kaya (Kakek Lee). Orang tua oliver udah tewas di kecelakaan lift yang dialaminya saat kecil, karena kecelakaan tersebut oliver pada akhirnya jadi fobia dengan lift, ruangan sempit, dan ruangan berwarna merah. Selain itu oliver dulu pas kecil sering diabuse dengan dipaksa minum susu panas sehingga ia juga fobia dengan susu panas.

Vanka dan Oliver merupakan teman sekelas di SMA mereka, namun vanka sebagai rangking 1 selalu sajaaaaa ga suka aja tuh sama Oliver. Sedangkan Oliver sendiri merasa apaansih ini cewekkk kenapa ribet banget dah.

Oliver disini tuh laindkg jadi cowo nyebelin kek agak narsis tapi kayaknya cuma bercandaan doang.

Aku pikir ini cuma bakalan jadi kayak novel anak SMA biasaaa, namun Vanka tuh dia membentengi dirinya dengan segala emosi karena dia kayaknya punya abandoned issue deh, dia tuh takut trauma ditinggalkan. Jadi lebih baik dia yang meninggalkan daripada dia yang ditinggalkan. Ini juga karena mamanya tuh lainkadang jadi dingin banget sama dia dan kayak gak sayang sama dia.

Bukan hanya Vanka saja sih yang punya abandoned issue ini,, Oliver sendiri juga seperti itu, malahan keknya Oliver lebih parah daripada Vanka. Cuma walaupun Vanka sudah membentengi diri dengan jadi dingin, Oliver itu tidak kuat dan dia selalu memilih untuk lari. Jadi aku rasa ending Oliver itu sudah sangat jelas karena yeah dia kehilangan Vanka, dia kehilangan Kakeknya, I guess there is no reason at all from him to stay in this world.

trussss yang aku ga suka tuh sikap egoisnya Vanka, padahal yah dia bisa saja hidup walaupun tanpa mamanya, dia punya Oliver, punya sahabatnya, masih banyak orang yang sayang dia kenapa dia memilih untuk mendengarkan ucapan mamanya sih. Tapi aku juga paham sih, kayaknya untuk ukuran anak 17 tahun itu juga suatu hal yang lumrah, kayaknya aku kalau jadi Vanka maybe will did the same thing. Tapiii untungnya dia dikasih second chance untuk re-do kehidupannya yang ada dengan amnesia wkwk. Aku pikir itu saja sih review dari aku.

Aku suka sih karyanya Inggrid Sonya, menanti karya dia selanjutnya.